BeritaUnggulan

Musyawarah Akidah, Nahi Mungkar Terhadap Wali Majdzub

Musyawarah Akidah (MADAH) ke-2 dilaksanakan oleh Annajah Center Sidogiri (ACS), bertempat di halaman MMU as-Suyuthi, Kamis (29/12/2022). Peserta yang beradu argumentasi dalam diskusi ini datang dari pelbagai delegasi pondok pesantren yang ada di Pasuruan, seperti Pesantren Karangpanas, Pesantren Karanganyar, DMU Podokaton, Pesantren Darul Abror, dan Pesantren Raudhatul Ulum Besuk. Termasuk juga beberapa instansi di Sidogiri turut diundang, meliputi Lajnah Murajaah Fiqhiyah (LMF), Lembaga Penelitian Studi Islam (LPSI), Annajah Tsanawiyah, dan perwakilan anggota ACS dari setiap semester.

Ust. Muhammad Nuruddin menyampaikan sambutannya.


Latar belakang diadakannya Musyawarah Akidah lantaran semakin maraknya cacat berfikir dalam ranah akidah, hingga puncaknya banyak masyarakat awam yang terseret dalam lembah kesesatan. Perhelatan MADAH ke-2 ini dihadiri oleh Ust. Achyat Ahmad dan Ust. Muntahal Hadi sebagai musahih, sedangkan Ust. Abdullah Faqih, Ust. Afifuddin, dan Ust. Hasanuddin sebagai perumus.
“Musyawarah Akidah kali ini adalah perhelatan ke-2, hanya saja untuk tahun ini kami juga mengundang delegasi dari beberapa pesantren di Pasuruan,” ungkap Ust. Muhammad Nuruddin selaku Ketua Panitia MADAH.

Ust. Achyat Ahmad sedang menjelaskan tema yang sedang didiskusikan.


Ada dua tema yang diangkat ke meja diskusi, yaitu nahi mungkar terhadap wali majdzub dan pengkafiran kelompok Maturidiyah terhadap Asyairah. Dewan musahih memaparkan bahwa tema yang dibahas masuk dalam kategori khilafiyah, yang pastinya akan menimbulkan perbedaan pendapat.
“Tergantung dari sudut pandang mana kita melihat, pendapat yang diambil dari sudut berbeda maka hasilnya akan nampak berbeda pula,” tegas Ust. Achyat Ahmad, Direktur ACS.

Sumringah: Tampil sebagai moderator Ust. Muhammad Firdaus Sholeh.


Pemaparan tiga perumus menuai banyak perbedaan dengan sudut pandang berbeda, tetapi mengerucut pada satu muara yang sama. “Efek banyaknya perumus adalah perbedaan pendapat dalam mengambil keputusan, dan hal itu adalah lumrah dalam dunia diskusi,” ucap Gus Abdullah Faqih.
Adu argumen dan kritik terjalin sengit di antara delegasi. Utusan LMF adalah peserta yang paling menonjol dalam diskusi ini, sehingga Ust. Firdaus Sholeh selaku moderator, harus turun tangan untuk meredam suasana yang semakin panas.

Penulis: Muhammad Faqih
Editor: Nur Hudarrohman

Shares:
Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *